CEREAL GRAIN (BIJI-BIJIAN/ SEREALIA)
Sereal berasal dari kata “ceres”, yaitu nama dewa Yunani untuk pertanian. Istilah tersebut umumnya digunakan untuk menunjukkan berbagai jenis tanaman famili rumput-rumputan atau padi-padian yang menghasilkan biji-bijian dan bisa dimakan. Serealia dikenal juga sebagai sereal atau biji-bijian merupakan sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji/bulirnya sebagai sumber karbohidrat/pati. Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai serealia sejati. Anggota yang paling dikenal adalah padi, jagung, gandum, dan sorgum. Beberapa tanaman penghasil bijian yang juga sering disebut serealia semu (pseudocereals) adalah buckwheat, bayam biji (seed amaranth), dan kinoa. Beberapa serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut dan milet.
Setiap spesies serealia memiliki keistimewaan, pembudidayaan semua serealia adalah sama. Semua adalah tanaman semusim yang berarti satu kali tanam, satu kali panen. Gandum (wheat), rye (gandum hitam, umumnya untuk makanan ternak), triticale, havermut, dan jelai (yang digunakan untuk pembuatan bir), serta spelt (gandum yang cocok untuk dijadikan tepung berkualitas tinggi) adalah serealia musim dingin. Tanaman-tanaman serealia tersebut tumbuh baik di daerah beriklim sedang dan tidak sanggup tumbuh di cuaca panas (kurang lebih 30 °C meskipun daya adaptasinya bervariasi tergantung spesies dan varietasnya. Serealia musim tidak memerlukan perlakuan musim dingin (vernalisasi).
Kandungan gizi dalam sereal sangat bervariasi, tergantung dari jenisnya. Umumnya sereal kaya akan karbohidrat, cukup protein, sangat rendah lemak, dan kaya akan serat kasar. Sereal juga merupakan sumber vitamin (E dan B kompleks) serta sumber mineral (besi, magnesium, dan seng). Beberapa sereal, seperti gandum, sorgum, rye dan oats, mengandung protein gluten yang banyak digunakan untuk proses pengembangan roti. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian, sereal ternyata mengandung berbagai senyawa fitokimia, yaitu senyawa kimia tanaman yang mempunyai pengaruh positif bagi kesehatan. Contohnya antara lain lignan, asam fitat, saponin, fitosterol, squalen, orisanol, tokotrienol dan senyawa-senyawa fenol.
Berikut contoh dan penjelasan beberapa jenis serealia (Amrullah, 2002).
Gandum merupakan serealia yang paling populer di daerah iklim sedang. Gandum yang digunakan sebagai bahan pakan adalah gandum yang dibedakan sebagai gandum keras atau lunak. Taraf protein gandum keras bervariasi dari 10 – 18%. Kebanyakan varietas gandum keras tidak memerlukan pengeringan setelah dipanen, karena sedikit pengaruhnya terhadap nilai gizinya.
Oat adalah jenis serealia yang ditanam di daerah beriklim dingin dan jumlah produksinya terbatas. Bagian sekam oat ±20% dari seluruh bobotnya sehingga tergolong ke dalam bahan yang kandungan energinya rendah dan kaya serat, namun demikian oat mempunyai profil asam amino yang bagus. Oat juga mengandung asam lemak oleat dan linoleat cukup banyak.
Barlei adalah serealia sumber energi dan protein yang tergolong sedang, yaitu antara oat dan gandum. Kandungan protein barlei sekitar 11 – 12% bahkan ada yang mencapai 14 – 16%. Masalah utama barlei adalah adanya kandungan β-glukan sekitar 4 – 9% dan meningkat menjadi 12 – 15% jika ditanam pada saat musim kering karena cepat masak dan dipanen. Kandungan β-glukan yang tinggi akan mengganggu proses penyerapan pada mukosa usus ternak.
Milo disebut juga jagung kaffir, energi metabolisnya hanya sedikit lebih rendah dari energi metabolis jagung. Nilai gizi milo sekitar 92 – 95% dari nilai gizi jagung. Kendala utamanya adalah tannin, golongan poliphenol yang dapat berikatan dengan jenis protein. Tannin menyebabkan kecernaan bahan kering dan asam amino berkurang sebanyak 10%.
Rye, mempunyai kandungan zat gizi yang mirip dengan jagung dan gandum. Kelemahan rye yaitu mengandung banyak zat antinutrisi. Bagian yang tidak larut dalam air jika dihilangkan dapat memperbaiki nilai gizinya.
Triticale adalah hasil silang antara gandum dan rye. Kandungan proteinnya bervariasi dari 11- 20% dengan asam amino yang lebih seimbang dibandingkan gandum dan rye. Triticale banyak mengandung phitase sehingga P tersedianya lebih tinggi dibandingkan jagung atau milo.
*Yuni Primandini, S.Pt
Alumnus PS S-1 Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNDIP
Mahasiswa Pasca Sarjana Program Magister Ilmu Ternak Fakultas Peternakan UNDIP
No comments:
Post a Comment