FODDER
Fodder adalah rumput atau jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas untuk ternak ruminan yang dalam penyajiannya hijauan diberikan secara cut and carry. Berbeda dengan pastura, dalam pemberiannya fodder lebih banyak mengeluarkan tenaga peternak. Hijauan dipotong dan diangkut untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Pemotongan hijauan sebaiknya dilakukan pada saat sebelum berbunga untuk mendapatkan nilai gizi yang tinggi. Defoliasi sebaiknya dilakukan pada waktu tanaman masih muda batang dan daunnya masih mengandung air dan belum mulai mengayu.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam defoliasi atau pemotongan adalah frekuensinya tinggi rendahnya batang tanaman yang ditinggalkan, pemotongan dengan paksa dan pengaturan dalam blok pemotongan. Defoliasi berat dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan menghambat terbentuknya tunas baru, terkurasnya cadangan makanan atau bahkan pada tanaman. Pemotongan pada tanaman pakan ternak akan menyebabkan tanaman tersebut kehilangan sebagian batang atau daunnya dan bila pemotongan sering dilakukan, terutama pada awal pertumbuhan maka akan menekan pertumbuhan serta perkembangan akar yang akan menyebabkan penurunan ketegaran dan merubah jenis tanaman dari tanaman yang bergizi tinggi menjadi kurang bergizi.
Tinggi hijauan dari tanah yang tertinggal setelah defoliasi merupakan salah satu faktor yang menentukan daya tumbuh kembali (regrowth) dari hijauan tersebut. Hal ini sehubungan dengan intersep cahaya matahari. Bila pemotongan terlalu rendah maka waktu yang dibutuhkan untuk intersep 100% dengan cahaya matahari juga akan lama dan selanjutnya produksi (akumulasi) bahan kering juga rendah pada waktu tertentu. Produksi bahan kering berlangsung secara maksimum bila intersep dengan cahaya sudah mencapai 95% atau lebih.. Tingkat pertumbuhan kembali juga dipengaruhi oleh cadangan bahan organik, misalnya pati, fruktosan yang terdapat dalam akar stolon, rhyzome dan stubble (residu hijauan). Bahan-bahan organik tersebut dibentuk oleh proses fotosintesis dan digunakan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan kembali.
Menurut Reksohadiprodjo (1985) pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang akan berpengaruh terhadap produksi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil padang pengggembalaan adalah faktor iklim dan faktor tanah. Faktor iklim meliputi radiasi, panjang hari, temperatur, kelembaban, angin, dan presipitasi. Faktor tanah meliputi faktor fisik dan kimia tanah, kesuburan tanah, dan topografi.
Salah satu contoh fodder yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah rumput gajah. Pemotongan rumput gajah disisakan sekitar 10-15 cm, pemotongan pada musim penghujan dilakukan setiap 30-50 hari sedangkan pada musim kemarau setiap 50-60 hari (Reksohadiprojo, 1985). Pada musim penghujan secara umum rumput gajah sudah dapat dipanen pada usia 40 - 45 hari, sedangkan pada musim kemarau berkisar 50 - 55 hari. Lebih dari waktu tersebut, kandungan nutrisi semakin turun dan batang semakin keras sehingga bahan yang terbuang (tidak dimakan oleh ternak) semakin banyak, sedangkan mengenai panen pertama setelah tanam, menurut pengalaman kami dapat dilakukan setelah rumput berumur minimal 60 hari. Apabila terlalu awal, tunas yang tumbuh kemudian tidak sebaik yang di panen lebih dari usia 2 bulan. Prospek rumput gajah cukup baik bila dilakukan pemupukan yang baik pula. Pemanenan pada saat pertumbuhan yang masih muda atau dengan menggunakan kultivar yang baik akan mencapai nilai gizi yang tinggi.
*Yuni Primandini, S.Pt
Alumnus PS S-1 Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNDIP
Mahasiswa Pasca Sarjana Program Magister Ilmu Ternak Fakultas Peternakan UNDIP
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Biji Rumput dan Legum Makanan Ternak Tropik. BPFE Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment