Saturday, 29 December 2007

Sekilas pembuatan pakan pelet

Proses pengolahan pellet terdiri dari 3 tahap yaitu:
  • Pengolahan Pendahuluan

Ditujukan untuk pemecahan dan pemisahan bahan-bahan pencemar atau kotoran dari bahan yang akan digunakan.

  • Pembuatan pellet terdiri atas proses penguapan, pencetakan, pendinginan dan pengeringan.

  • Perlakuan akhir terdiri dari proses sortasi, pengepakan dan pergudangan

Pada proses pembuatan pellet terdapat proses kondisioning dimana campuran bahan pakan dipanaskan dengan air dengan tujuan untuk gelatinisasi. Tujuan gelatinisasi yaitu agar terjadi pencetakan antar partikel bahan penyusun sehingga penampakan pellet kompak, durasinya mantap, tekstur dan kekerasannya bagus.

Penguapan dalam proses pembuatan pakan berbentuk pellet bertujuan :

  1. Pakan menjadi steril, terbebas dari kuman atau bibit penyakit.

  2. Menjadikan pati dari bahan baku yang ada sebagai perekat.

  3. Pakan menjadi lunak, sehingga apabila diberikan pada ternak ayam maka

akan lebih mudah mencernanya.

4. Menciptakan aroma pakan yang lebih merangsang nafsu makan ayam.

Penguapan tidak boleh dilakukan diatas suhu yang diizinkan, yaitu sekitar 800C. Penguapan dengan suhu terlalu tinggi dalam waktu yang lama akan merusak atau setidaknya mengurangi kandungan beberapa nutrisi dalam pakan, khususnya vitamin dan asam amino.

Bentuk fisik pellet yang baik:

  1. Hardness (tingkat kekerasan )

Pellet yang baik mempunyai tingkat kekerasan yang sedang. Pellet tidak boleh terlampau keras atau terlalu lunak.

  1. Durabilitas

Durabilitas yaitu kemampuan dari pellet untuk mempertahankan bentuknya dari penanganan atau pada saat pengiriman. Pellet yang baik tidak mudah pecah, tidak retak-retak dan tidak berdebu.

  1. Appearance (penampilan)

Pellet yang baik mempunyai ukuran yang agak panjang dan seragam, bentuk rupanya baik dan kompak serta tidak ditumbuhi oleh jamur.

Menjaga kualitas Pelet

Menjaga kualitas pellet dapat kita lakukan dari beberapa segi yaitu:

    • Bahan Baku

Untuk membuat pakan yang bermutu diperlukan bahan baku yang berkualitas baik. Contohnya jagung kuning, kadar airnya tidak boleh berlebih karena jagung seperti ini kandungan nutrisinya akan menyimpang jauh dari nilai standar. Di samping itu, proses penggilingan menjadi bentuk tepung akan sulit dilakukan. Jagung yang terlalu lama disimpan tanpa ada upaya pengawetan tidak boleh digunakan karena kandungan nutrisinya akan menurun atau bahkan akan menghilang selama penyimpanan tersebut. Begitu juga bahan baku lainnya, seperti bungkil kelapa. Untuk bahan ini, jangan gunakan bahan yang telah tengik karena nutrisinya telah rusak. Apalagi menggunakan bahan baku yang telah berjamur, sangat tidak dianjurkan. Bahan demikian akan menimbulkan racun yang membahayakan ternak. Apabila penyimpanan bahan baku tidak sempurna, dapat dipastikan pakan yang dihasilakan akan berkualitas jelek. Karena itu, penyiapan bahan baku merupakan awal dari keberhasilan pembuatan pakan.

    • Formula pakan yang baik

Formula yang dibuat harus seimbang dengan kebutuhan nutrien yang diperlukan tidak berlebih atau kurang. Perlu dicermati apabila terjadi kesalahan pada penyusunan formula maka akan dapat mempengaruhi kualitas pellet dan itu juga akan mempengaruhi metabolisme dalam tubuh ternak yang mengkonsumsinya.

    • Proses penyimpanan pellet

Pellet yang telah dikemas dijaga supaya tidak terjadi kerusakan selama penyimpanan. Untuk itu, Perlu memperhatikan hal-hal berikut:

    • Kadar air tidak lebih dari 14%

    • Pakan harus dikemas dengan menggunakan karung plastic supaya tidak terjadi kontak langsung dengan udara

    • Pakan disimpan dalam ruangan yang sejuk, kering, tidak lembap, sirkulasi udara baik dan tidak terkena sinar matahari langsung

    • Tumpukan karung pakan sebaiknya tidak terlalu tinggi dan harus diberikan alas berupa platform dari kayu atau papan dengan ketinggian 10-15 cm dari lantai

    • Penerapan manajemen pergudangan, pakan yang akan digunakan adalah yang masuk ke gudang lebih awal (fifo-first in first out)

*Yuni Primandini, S.Pt (dari beberapa sumber)

1. Mahasiswa Pasca Sarjana Program Magister Ilmu Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Diponegoro Semarang

2. Alumnus Program Studi S-1 Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Diponegoro Semarang tahun 2006


2 comments:

Anonymous said...

wah mas,,artikelnya bagus lho..
sy pternak kelinci dari lembang,..selama ini sy bikin pelet otodidak aja...coba2...pake feeling..insyAllah artikelnya bermanfaat bgt lho...terus berkarya y mas!

Tq
-chandikarabbit-
Perternakan kelinci lembang
http://chandikarabbit.wordpress.com

Natalia Zimniewicz said...

Świetnie napisane. Pozdrawiam serdecznie.